Longing for a Love Story

Romantic films seem to all have bundled together in recent years, it’s becoming increasingly difficult to think of a new and creative love story. I long for the complicated love stories such as Gone…

Smartphone

独家优惠奖金 100% 高达 1 BTC + 180 免费旋转




Mama sakit

Promosi Beatbox dan juga member Dream sudah menyelesaikan konser mini yaitu Dream Stage pun juga sudah selesai. Semua member menunduk hormat pada seluruh staff dan juga para fans disana, menghargai kerja keras yang mereka lakukan malam ini.

Tepuk tangan nya paling meriah adalah Jisung, dia semangat sekali bahkan sampai memeluk Haechan di atas panggung tanpa malu.

“Aigoo~~~ baby Jisungie~~” Haechan bahkan mengusak kepala bayi besar itu dengan gemas. Moment itu semua terekam oleh para fans dan juga empat dominan disana.

“Hyung…” panggil Chenle, Haechan menanggapi nya dengan dehaman, Chenle memberikan senyumnya lalu menengadah.

“Kasih aku cokelat karena aku berhasil hari ini~~~” seru Chenle tersenyum manis sekali.

“Jiee juga mauu~~~” seru Jisung tak mau kalah.

“Minta sana sama yang disitu tuh.” Seru Haechan menunjuk kearah Mark, Jeno, Renjun, dan Jaemin yang asik ngobrol sembari menatap mereka tiga orang yang saling rangkulan itu.

“Okeee aku akan minta sama mereka~~~” seru Chenle yang langsung menghampiri keempat, reaksi yang tak terduga adalah keempatnya langsung mengiyakan tanpa syarat.

“Karena sudah berhasil, masih sakit tidak kakinya?” Seru Renjun mengangkat satu kaki Chenle, mengecek nya kembali.

“Tidakk hyung~~~” seru Chenle senang.

Sedangkan Jisung yang masih asik memeluk Haechan pun agak aneh, suhu badan nya sosok yang dia peluk makin panas dan juga Haechan tampak lelah.

“Hyung, baik-baik saja?” Tanya Jisung sedikit takut, Haechan menoleh lalu menggeleng pelan kepala nya.

Semua member akhirnya turun dari panggung, Jisung masih menempel pada Haechan, namun dia sigap dibelakang Haechan.

Haechan tuh sebenernya udah ngerasain pusing, namun ditahan demi perform sama member, staff nona juga udah memberikan vitamin miliknya kalau mau manggung begini.

Tapi, kayaknya obat nya kali ini tidak mempan untuk tubuh nya yang semakin sakit ditambah dia bawa beberapa lagu semakin membuatnya nyeri dikepala nya kuat. Baru beberapa langkah, diri nya sudah terhuyung kesamping.

Jisung yang melihat itu semakin yakin bahwa mama di Dream ini sakit namun tak bilang pada mereka, tubuh Haechan semakin terhuyung ke samping.

Bruk!!

“H-HYUNG!!!” Teriak Jisung menangkap Haechan sebelum hyung kesayangan nya itu jatuh kebawah.

Para member, staff dan juga beberapa fans yang merupakan para fansite itu yang mendengar teriakan Jisung kaget.

“HAECHAN !!”

“HYUNGG !!”

Kelima orang itu langsung berlari mendekati Haechan dan Jisung. Jisung masih terus menempuk pipi Haechan, membuat dirinya agar tersadar namun sia-sia.

“Pegang kaki nya, kita bawa kerumah sakit.” Seru Jeno, menggendong tubuh itu ala bridal style, Mark memegang kaki Haechan dan kedua nya berlari cepat menuju mobil.

“Manajer Hyung, Haechan pingsan.” Seru Mark yang langsung dengan sigap membuka pintu mobil lalu membantu Jeno membenarkan posisi Haechan.

“Sisa nya dimobil belakang ya, Renjun tolong handle sebentar.” Seru Mark dan dibalas anggukkan pada Renjun.

Jisung dan Chenle seketika memeluk kedua kakaknya itu, khawatir pada Haechan yang tak pernah memberi tahu keadaan nya, namun mengkhawatirkan para member yang lain.

“Sstt, udah yuk kita susul aja.” Seru Jaemin, Jisung udah mulai nangis soalnya, dan mereka juga masih diluar jadi mau tak mau harus masuk.

.

.

.

Tangan kanan Haechan sudah terinfus, dan kini terlelap damai efek obat yang diberikan pada dokter. Kedua nya menatap lamat Haechan, sedikit membuat kedua nya itu nyeri dada.

“Anak piyik nya pasti nangis ini.” Seru Jeno menatap wajah Haechan yang masih pucat. Mark sedikit tertawa mendengar seruan Jeno barusan.

“Benar. Dia aja paling kencang tadi teriaknya.” Timpal Mark mengingat kejadian barusan.

Tak lama, notice dari LYSN member NCT memberitahukan bahwa Haechan harus istirahat total. Handphone Mark yang sedari tadi bunyi namun pemiliknya tak sadar pun akhirnya dia angkat.

Mark menjauh sebentar untuk berbicara pada sosok yang menelpon nya yaitu, Taeyong.

Sedangkan Jeno menatap Haechan sembari duduk dan juga menunggu para member dream datang.

“Cepat sembuh, sayang.” Lirih Jeno memegang tangan Haechan yang terpasang infus disana.

Tak berapa lama, Jisung membuka pintu rawat nya lebih dulu kemudian berlari menuju brankar milik Haechan.

“Mama~~~” seru Jisung sedih. Jeno langsung bangkit dan memberikan Jisung kursi, Chenle juga tak lama menyusul Jisung berdiri disebelahnya.

Para hyung nya juga membiarkan itu, mereka ini biasanya manja sama Haechan, makanya sedikit mudah nangis kala Haechan juga sakit sampai pingsan tadi.

“Mama, harus sembuh. Jie mau makan masakan mama~~~” lirihnya.

Jeno menatap Jaemin dan Renjun disampingnya, Renjun menunjukkan Jisung yang malah nangis sesegukkan.

“Di mobil udah sesegukkan dia. Biasalah anak manja nya mama.” Seru Renjun pelan, Mark menghampiri mereka yang berdiri disana.

“Maknae?” Jaemin menunjuk pada kedua bayi manja Haechan itu dibelakang Mark.

“Yaudah biarin dulu aja, itu anak dua kayaknya lagi kangen mama nya. Kemarin sempat bilang, waktu kita datang terlambat ke ruang latihan.”

“Di dorm tuh Jisung juga rewel, hyung. Makanya kita video call itu biar dia gak rewel. Eh pas ketemu malah Mama nya sakit, ya makin kejer anaknya.” Seru Jeno pelan.

.

.

.

“A-aegi?” Lirih Haechan saat dia sedikit sadar kalau ada beban disebelah kirinya, matanya menatap tangan nya yang terpasang infus dan juga hidung nya yang terpasang selang oksigen untuk membantu nya bernafas.

“Piyikk mama~~~” seru nya lagi, kemudian tangan nya dia bawa untuk mengelus rambut Jisung dengan pelan, tatapan nya kali ini tertuju pada pipi Jisung yang terlihat bekas air mata.

“Astaga, sampai nangis begini.” Seru Haechan pelan. Matanya berpendar menatap seluruh ruangan, sisa nya tertidur dibawah berjejer, Mark tidur di sofa memeluk Chenle.

Jeno tiba-tiba saja bangun dia merasa haus, saat waktu berdiri dia melihat Haechan membuka matanya. Kebetulan juga gelas minum nya ada di nakas sebelah brankar nya.

“Sayang?” Haechan tersenyum manis, lalu berjalan menuju Haechan.

“Kok bangun, hm?” Tanya Jeno, mengambil tangan Haechan lalu mengelus pelan daerah yang terpasang infus. Haechan menggeleng, dia juga tak tahu.

Jeno mengambil minum, meminum nya langsung dan memenuhi gelas nya, membantu Haechan bangun sebentar untuk minum lalu menaruh kepala nya lagi.

“Anak piyik kamu tuh” seru Jeno, Haechan tertawa pelan lalu mengelus kembali kepala Jisung dengan pelan.

“Anak Papa kok, nyatanya kalau aku sibuk nempel nya ke kamu. Giliran kemarin aku telat, gak tegur sapa sama aku.” Haechan mencebikkan bibir nya kesal.

Jeno yang melihat itu langsung mencium bibir Haechan dengan cepat, Haechan yang mendapat serangan begitu melotot pada Jeno.

“HEY!!” seru nya tetap pelan, namun Jeno malah menampilkan eye smile nya saat mendengar seruan Haechan.

.

.

.

“Sayang, aku pergi dulu. Gapapa kan sama Renjun dan maknae?” Haechan mengangguk faham. Jeno, Jaemin dan Mark pun keluar karena ada urusan penting di agensi.

Renjun mengelus tangan Haechan pelan, membiarkan kedua anak itu bermain game disofa dengan damai.

“Udah agak mendingan?”

“Masih sedikit pusing. Makasih udah jaga Jisung, Renjun-ah~~” seru Haechan tulus, Renjun mengangguk pelan.

Dia sama Jaemin juga senang aja, karena waktu Haechan di luar negeri, Jisung mungkin kangen makanya nempel dengan nya. Memang yang paling manja itu Jisung, Chenle juga sama.

“Sama-sama. Jisung memang manja kok sama kayak Chenle.” Seru Renjun, membiarkan kedua maknae itu mendengar obrolan mereka.

“Mama, aku dengar~~~” seru kedua nya berbarengan, kompak lagi. Membuat Haechan dan Renjun tertawa pelan.

Saat malam, Jisung masih disana. Chenle ikut Renjun pulang karena Jaemin juga udah didorm, yang disana hanya Jeno dan Jisung.

“Udah kasih tahu papa bawa baju ganti kamu?” Jisung mengangguk, tangan nya memainkan selang infus milik mama nya.

“Udah, nanti papa kesini. Mama pokoknya gaboleh sakit lagi.” Seru nya lucu. Dia ngomong tapi malah sama selang infus. Haechan menatap Jisung dan mengangguk.

“Iya. Piyikkk~~~”

“Gaboleh dirawat lagi.”

“Iya, sayang.”

“Gak boleh… jauh-jauh dari Jisung.” Lirihnya, Haechan yang dibuat terduduk pun meraih kepala Jisung, memeluk anak bontot dari grupnya.

Sedikit menangis, dia jadi takut kalau Haechan akan pingsan lagi seperti kemarin. Dia takut itu terjadi lagi pada nya nanti.

Jeno yang masuk kedalam ruang rawat Haechan pun sedikit menatap kedua nya dengan lembut, lalu menghampiri kedua kesayangan nya.

“Hikss~~ mama gaboleh sakit lagi~~~”

“Jiee kangen mama~~~ hiksss!!”

Seruan itu membuat Jeno ingin menegur agensi nya yang terlalu membuat Haechan dan Mark kelelahan tak karuan.

Bahkan Jisung sampai nangis histeris begini, anaknya ini udah pendam lama banget buat ngomong empat mata sama Haechan.

Haechan hanya memejamkan mata nya, tangan nya juga tak henti mengelus kepala Jisung, walaupun dipanggung sering banget berantem, marah-marah atau cuek bebek tapi Jisung yang paling nurut kalau Haechan udah bilang ini itu padanya.

“Iya, iya. ADUH!! jangan gigit pipi mama dong~~~” seru Haechan saat Jisung nangis begini sempat-sempatnya gigit pipi tembam Haechan.

“Dasar tsundere.” Seru Jeno dibelakang.

Jisung menoleh begitu mendengar suara Jeno, lalu melotot gak suka pada laki-laki itu.

“Biarin aja. Ma, gausah peduliin papa~~” seru Jisung memeluk Haechan erat sembari menggoda nya dengan menjulurkan lidahnya, mengejek Jeno.

Add a comment

Related posts:

Behavior Assistants Work With Children Who Have Experienced Trauma

Behavior Assistants are part of the team that works with children who have experienced trauma, have behavior issues that hinder their growth in school and at home, or have disabilities that affect…

gedreven in hart en nieren

Deze elegante vogel is krachtig, snel en lenig. Hij is een schrandere en opmerkzame volhouder. Hij toont zich dankbaar en leeft in vrede met andere dieren. De werkkracht en inzet van de…

The One

In a world full of chances. “The One” is published by C.